Ibrahim Ahmad Ibrahim Abu Nar, Abu Husen dilahirkan tanggal Pendidikanya di mulai di tingkat TK milik organisasi kemanusiaan. Kemudian ia melanjutkan sekolahnya ke sekolah khusus bagi para pengungsi dan berhasil memperoleh nilai rata-rata 8. Ia dikenal oleh teman-temanya sebagai pribadi yang sholeh berakhlaq mulia. Ia disukai oleh teman-temanya. Orang tua dan keluarganya.Lalu ia melanjutkan sekolah menengah umum (SMU) di sekolah Kholid bin Walid. Semasa di SMU ia sudah ikut brbagai kegiatan Hamas dan ikut dalam organisasi Mahasiswa Islam. Namun kegiatan berlajarnya berhenti karena ia ditangkap oleh serdadu Hubungan Ibrahim dengan kedua orang tuanya berjalan baik. Ia memperlakukan orang tuanya dan saudara-saudaranya dengan penuh kecintaan. Sejak kecil memang, ia sudah mencintai saudara-saudaranya dengan penuh kasih sayang. Ia sering menggendong-gendong adik-adiknya ke Pengalaman Organisasi Ibrahim ikut bergabung bersama gerakan Islam dalam berbagai kegiatan social. Ia juga pernah jadi pengurus kantor Hamas pada pemilu parlemen tahun kemarin. Perlu disebutkan di sini, walaupun ia aktif di Brogade Al-qossam sebagai komandan lapangan, namun ia masih sempat bekerja sebagai tim pengawas pemilu parlemen kemarin. Aktivitas Jihad Disebabkan kerinduanya pada Negara dan kecintaanya terhadap syahid, ia bergabung bersama barisan al-Qossam di penghujung intifadhah al-Aqsha, dalam rangka membela dan mempertahankan negaranya. Ia bergabung dengan Al-Qossam pada tahun 2002 an. Ia ditempatkan di bagian teknik pembuatan bom tangan. Kemudian dipindahkan menjadi teknisi pembuat roket jenis ringan serta ranjau darat. Lalu ia dipindahkan lagi menjadi komandan lapangan Al-Qossam. Selintas tentang amal jihadnya. Ibrahim terlibat sejumlah pertempuran dengan Aksi pengintaian - Aksi pengintaian terhadap seorang serdadu di permukiman Netsharem - Operasi pengintaian Buldoser Israel di Der Balah selama 10 jam yang berakhir dengan kemuliaanya mencapai syahadah - Menintai tank Perjanjian bersama para Syuhada Di harian Palestina yang terbit hari Selasa tanggal 12/2007, setelah terjadinya pertempuran sengait antara Al-Qossam dengann pasukan keamanan bentukan Abbas yang berakhir dengan dikuasainya Jalur Gaza serta menyerahnya kelompok kudeta tanpa ada yang terluka sedikitpun. Ibrahim kemudian menuju ke wilayah Kamp pengungsian, menyusul kabar bahwa rumah salah seorang komandan Al-Qossam dikepung kelomok kudeta. Lalu ia bergegas menuju ke Pengampunan Orang Shaleh. Setelah pasukan Al-Qossam berhasil menguasai keadaan dan menangkap para perusuh kudeta. Dan setelah diadakan pemeriksaan terhadap seluruh pasukan kudeta serta pengakuanya atas aksi penembakan itu, Brigade Al-Qossam memerintahkan agar pelaku penembakan terhadap Al-Syahid Ibrahim dihukum Qishash. Ketika orang-orang berkumpul untuk menyaksikan pengadilan Qishash, maka dihadirkanlah sang pembunuh Ibrahim. Ia datang dengan membawa kain kafan, tampak di muka raut ketakutan akan kematianya yang akan segera menjemputnya. Namun tiba-tiba datang salah seorang yang mengatasnamakan keluarga Ibrahim dan memaafkan kesalahan sang pembunuh serta menyerahkanya pada keluarganya. Keluarga As-Syahid Ibrahim tidak minta apapun, sebagai gantinya. Mereka hanya minta gantinya dari Allah subhana wata’ala. Sikap yang sangat mulia yang ditunjukan oleh keluarga As-Syahid, bahkan mereka berterima kasih kepada Al-Qossam yang telah membersihkan Jalur Gaza dari para perusuh kelompok kudeta. (asy) sumber : infopalestina.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar